Laman

Selasa, 24 Februari 2015

SIRUP

 

 

A.     Pengertian
           Sirup adalah sediaan  cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11, tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66% (FI III, 1979)
                  Beberapa sirup bukan obat yang sebelumnya resmi dimaksudkan sebagai pembawa yang memberikan rasa enak pada obat yang ditambahkan kemudian, baik dalam peracikan resep secara mendadak atau dalam pembuatan formula standar untuk sirup obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat. Sirup obat dalam perdagangan dibuat dari bahan-bahan awal yaitu dengan menggabungkan masing-masing komponen tunggal dari sirup seperti sukrosa, air murni, bahan pemberi rasa, bahan pewarna, bahan terapeutik dan bahan-bahan lain yang diperlukan dan diinginkan (Anief, 1994).

B.     Macam-Macam Sirup
       Ada 3 macam sirup, yaitu:
1.      Sirup simpleks, mengandung 65% gula dalam larutan nivagin 0,25% b/v
2.      Sirup obat, mengandung satu atau lebihdengan atau tanpa zat tmbahan dan digunakan untuk pengobatan,
3.      Sirop pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain. tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak ena dan bau obat yang tidak enak.
(Ilmu Resep,2005)

C.     KOMPONEN SIRUP
-      Syr Simplex 64-66%
-      Pengawet (Nipagin 0,12%)
-      Pewangi (Ol. Citri )
-      Pewarna (Carmin qs)
-      Pelarut( Aq.Dest)
-      Perasa Qs

D.    Pembuatan Sirup
       Kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut:
  Buat campuran untuk sirup, panaskan, tambahkan gul, jika perlu dididihkan hinggan larut tambahkn air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai (FI III, 1979)
Pada pembuaan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon di tambahkan  sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali di nyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan di tambahkan   metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok. (FI III, 1979)

E.     Cara Pengerjaan Resep Sirup Secara Umum
1.    Timbang Semua Bahan, Kalibrasi botol
2.    Buat sirup simplek dengan cara, masukan saccarosa ke erlemeyer, tambhkan nivagin, tambahkan air panas, goyang ad larut. sisihkan
3.    Masukan Zat-zat dalam erlemeyer tambahkan air panas goyang ad larut, tambahkan sirup simplek goyang ad homogen.
4.    Masukan kebotol tambahkan larutan carmin dan ol.citri (2-3 tetes) kocok ad homogen tutup dengan penutup gabus.
5.    Beri etiket putih tandai label “KD”
6.    Obat Siap Diserahkan.
F.      Keuntungan Sirup
-       Sesuai untuk pasien yang susah menelan (pasien usia lanjut, Parkinson, anak-anak.
-       Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak-anak karena rasanya lebih enak dan warnanya lebih menarik.
-       Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higroskopis.

G.     Kerugian sirup
-       Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran.
-       Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak di butuhkan oleh pasien tersebut.
-       Tidak bias untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat suspensi atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent yang di gunakan.
-       Tidak bias untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di bentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah.
-       Tidak ssesuai untuk bahan obat yang tidak stabil.

H.    Evaluasi Sediaan Sirup
a). Bobot Jenis
1.      Menggunakan piknometer yang kering dan bersih.
2.      Menimbang piknometer kosong di timbangan analitik.
3.      Aquadest dimasukkan kedalam pikometer dan ditimbang.
4.      Zat cair (sirup) dimasukkan ke dalam piknometer.
5.      Kelebihan zat uji ditimbang dan dibuang.
6.      Bobot piknometer kosong dikurangkan dari bobot piknometer yang telah diisi.
            b). Viskositas
1.Viskometer diisi dengan zat cair (sirup) melalui pipa sebelah kanan.
2.Diusahakan permukaan lebih rendah dari tanda B.
3.Viskometer ostwald dimasukkan kedalam penangas air yang dilengkapi dengan termometer untuk mengukur suhunya.

Mengisi Kapsul

ini vidio cara mengisi kapsul untuk sobat yang mau tau lebih jelas cara mengisi kapsul


ELIXIR



A.    PENGERTIAN
     Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 % yang berfungi sebagai kosolven.
       Bila dibandingkan dengan Syrup, Elixir biasanya kurang manis dan kurang kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif debanding dengan Syrup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Karena elixir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol dalam larutan Elixir. Di samping itu Elixir mudah dibuat larutan Elixir, maka itu Elixir lebih disukai dibanding syrup. Banyaknya jumlah etanol yang ada di dalam Elixir berbeda sekali. Kadar etanol yang rendah adalah 3 % dan yang tertinggi dapat sampai 44 %. Biasanya Elixir mengandung antara 5-10 % etanol.
        Pemanis yang digunakan biasanya gula atau sirup gula, tapi kadang-kadang digunakan Sorbitol, Glycerinum dan Saccharinum (terbatas).

Elixir Untuk Obat
     Seperti : Dexamethasone  Elixir, Acetaminophen Elixir, Diphenhydramin HCL    Elixir,Reserpine Elixir, Diguxin Elixir, dan sebagainya.

Elixir Bukan Obat
      Elixir bukan obat digunakan untuk :
      1. Menghilangkan rasa tidak enak
      2. Untuk pengenceran elikxir untuk obat

                 Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan elixir bukan obat, harus diperhatikan      bahwa kadar etanol sama, juga bau dan rasanya tidak saling bertentangan dan semua zat  yang terkandung dapat saling tercampur baik secara fisika maupun kimia. Contoh:    Compound Benzaldehyde Elixir, Iso-alcoholic Elixir, dan Aromatic Elixir.

B.     KOMPOSISI
        Komponen Elixir :
       1. Zat aktif : - fase air
-   Fase alkohol
             2. Zat tambahan :  - Alkohol 90% sebanyak 5%
-   Pengawet : Nipagin 0,12%
-   Pemanis : Syr. Simplex 5%
-   Pewangi : Ol.Citri Qs
-   Pewarna : Carmin Qs
-   Perasa

C.    PENGERJAAN UMUM
      1. Timbang semua bahan, kalibrasi botol.
      2. Larutkan zat-zat yang larut dalam air terlebih dahulu, sisihkan.
      3. Larutkan zat-zat yang larut dalam alkohol 90% terlebih dahulu, sisihkan.
      4. Kemudian masukkan zat-zat yang larut dalam air  alkohol 90%, gerus  Syr.Simplex, gerus  Carmin Qs  Sisa Aq.dest, gerus ad homogen.
     5. Keluarkan dari lumpang masukkan ke dalam botol, lalu beri Ol.Citri, tutup botol lalu kocok.
    6. Beri etiket putih, tandai “Tiga kali sehari satu sendok makan” dan label NI (Jika diperlukan).
   7. Obat siap diserahkan.


D.    EVALUASI SEDIAAN ELIXIR
     1. Organoleptis
                 Diamati dengan cara pancar indera, apakah sediaan elixir tersebut sudah sesuai   dengan ketentuan sediaan elixir yang benar, yaitu bau dan rasa yang sedap, tidak ada   pertikel yang tidak larut.
    2. Uji Kejernihan
                Dengan cara melihat langsung sediaan tersebut, apakah masih ada / tidak  partikel yang tertinggal / tidak larut.
    3. Uji Densitas ( Bobot jenis)
                Dengan menggunakan piknometer :
a.    Timbang pikno bersih.
b.    Letakkan kaca arloji dan isi dengan elixir yang akan diuji.
c.    Masukkan pikno yang berisi sampel kedalam beaker glass dengan 200 ml air es -> 20˚C.
d.   Segera ambil teteskan cairan yang berada diluar kapiler dengan kertas saring menyedot sisi ujunga kapiler terus tutp kapiler dengan tudung cepat-cepat.
e.    Biarkan pada suhu ruangan, baru bagian luar pikno dilab.
f.     Timbang pikno dengan isinya.
g.    Bobot jenis dihitung dengan rumus           b – a
c – a
Keterangan : a = Berat pikno kosong
b = Berat sampel sebelum diuji
c = Berat sampel sesudah diuji
             4. Viskositas
a.       Viskometer kapiler / ostwold
Dengan cara waktu air dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat dua tanda tersebut (moectar 1990)
Jika h1 dan h2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar , r1 dan r2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik.
Rumusnya adalah:
1h = ρ1 . t1
2h ρ2 . t2
η1 = ρ1 . t1 . h2
ρ2 . t2

b.      Viskometer hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. (Moechtar,1990)

c.       Viskometer cup dan pob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat. (Moechtar,1990)

d.      Viskometer cone dan plate
Dengan cara sampel ditempatkan ditengah-tengah, kemudian dinaikan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser pada ruangan yang sangat sempit antara papan yang didalam kemudian kerucut yang berputar (moehtar 1990).

5.      pH
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu disesuaikan dengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus sama dengan pH usus.




DAFTAR PUSTAKA
Moh. Anief, Drs. Apoteker, 1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
H. A. Syamsuni, Drs. Apoteker, 2006. Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Dekuhiegadis.blogspot/com/2012/10/eliksir.html

Kapsul




















A.      Pengertian dan Macam Kapsul 

          Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat  dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.

Macam – macam kapsul        
       Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras (capsulae durae, hard capsul ) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul)Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak.

Kapsul keras
Kapsul lunak
-     terdiri atas tubuh dan tutup
-     tersedia dalam bentuk kosong
-     isi biasanya padat, dapat juga cair 
-     cara pakai per oral
-     bentuk hanya satu macam
-     satu kesatuan
-     selalu sudah terisi
-     isi biasanya cair, dapat juga padat
-     bisa oral, vaginal, rectal, topikal
-     bentuknya bermacam - macam

Macam-macam kapsul berdasarkan ukuran
     Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasanya  dikerjakan secara eksperimental  dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul  dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

No. ukuran
Asetosal
(alam gram)
Natrium Bikarbonat (dalam gram)
NBB
(dalam gram)

000

00

0

1

2

3

4

5

1

0,6

0,5

0,3

0,25

0,2

0,15

0,1

1,4

0,9

0,7

0,5

0,4

0,3

0,25

0,12

1,7

1,2

0,9

0,6

0,5

0,4

0,25

0,12



B.     Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul
          Keuntungan bentuk sediaan kapsul.
1.    Bentuk menarik dan praktis
2.    Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
3.   Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat segera diabsorbsi (diserap) usus.
4.   Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.
5.   Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.

Kerugian bentuk sediaan kapsul.
1.   Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang  tidak menahan penguapan
2.   Tidak untuk zat-zat yang higroskopis
3.   Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
4.   Tidak untuk Balita
5.   Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)


C.      Cara Pengisian Kapsul
            Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan dengan alat mesin .
                                                                                                                             
(1)     Dengan tangan
      Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.  

(2)     Dengan alat bukan mesin
      Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua  bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak. 
Caranya :
- Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat yang tidak bergerak.
- Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan pada permukaan kemudian    diratakan dengan kertas film.
- Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.

(3)     Dengan alat mesin
    Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjamin.


D.        Cara penutupan kapsul
         Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang biasa  yakni menutupkan bagian tutup kedalam badan  kapsul tanpa penambahan bahan perekat. Penutupan cangkang kapsul dapat juga dilakukan dengan pemanasan langsung, menggunakan energi ultrasonik atau pelekatan menggunakan cairan campuran air – alkohol


E.      Cara Membersihkan Kapsul
                 Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol ) kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.


F.      Pengisian Cairan ke Dalam Kapsul Keras

(1)     Zat-zat setengah cair/cairan kental
     Misalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat dikapsul sebagai serbuk sesudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert, tetapi kalau jumlahnya banyak yang jika dikeringkan membutuhkan terlalu banyak bahan inert, maka dapat dibuat seperti masa pil dan dipotong-potong sebanyak yang diperlukan, baru dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras dan direkat

(2)     Cairan-cairan
      Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang tidak melarutkan gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat langsung dimasukkan dengan pipet  yang telah ditara.Sesudah itu tutup kapsul harus ditutup (di seal) supaya cairan yang ada didalamnya tidak bocor atau keluar.Untuk cairan-cairan seperti minyak menguap , kreosot atau alkohol yang akan bereaksi dengan gelatinnya hingga rusak/meleleh , harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40 %.Sebelum dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri pada sebuah kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak lurus, setetah itu tutup.


G.     Faktor – Faktor yang Merusak Cangkang Kapsul

Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :
(1)     Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)
         Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan lactosa atau amylum  (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2 dan sebagainya.
(2)     Mengandung campuran eutecticum
           Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul yang mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur.
(3)     Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.              
(pemecahan sudah dibahas diatas )
(4)     Penyimpanan yang salah
        Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut.
        Di tempat terlalu kering,   kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :-   dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering-  dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi  silika (pengering)-  dalam wadah plastik yang diberi pengering-  dalam blitser / strip alufoil

H.      Syarat – Syarat Kapsul

(1)     Keseragaman Bobot          
Menurut FI. III, dibagi menjadi dua kelompok , yaitu :-   Kapsul berisi obat kering-   Kapsul berisi obat cair atau pasta
(2)     Waktu Hancur
(3)   Keseragaman Sediaan
(4)     Uji Disolusi