Laman

Selasa, 24 Februari 2015

ELIXIR



A.    PENGERTIAN
     Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 % yang berfungi sebagai kosolven.
       Bila dibandingkan dengan Syrup, Elixir biasanya kurang manis dan kurang kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif debanding dengan Syrup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Karena elixir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol dalam larutan Elixir. Di samping itu Elixir mudah dibuat larutan Elixir, maka itu Elixir lebih disukai dibanding syrup. Banyaknya jumlah etanol yang ada di dalam Elixir berbeda sekali. Kadar etanol yang rendah adalah 3 % dan yang tertinggi dapat sampai 44 %. Biasanya Elixir mengandung antara 5-10 % etanol.
        Pemanis yang digunakan biasanya gula atau sirup gula, tapi kadang-kadang digunakan Sorbitol, Glycerinum dan Saccharinum (terbatas).

Elixir Untuk Obat
     Seperti : Dexamethasone  Elixir, Acetaminophen Elixir, Diphenhydramin HCL    Elixir,Reserpine Elixir, Diguxin Elixir, dan sebagainya.

Elixir Bukan Obat
      Elixir bukan obat digunakan untuk :
      1. Menghilangkan rasa tidak enak
      2. Untuk pengenceran elikxir untuk obat

                 Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan elixir bukan obat, harus diperhatikan      bahwa kadar etanol sama, juga bau dan rasanya tidak saling bertentangan dan semua zat  yang terkandung dapat saling tercampur baik secara fisika maupun kimia. Contoh:    Compound Benzaldehyde Elixir, Iso-alcoholic Elixir, dan Aromatic Elixir.

B.     KOMPOSISI
        Komponen Elixir :
       1. Zat aktif : - fase air
-   Fase alkohol
             2. Zat tambahan :  - Alkohol 90% sebanyak 5%
-   Pengawet : Nipagin 0,12%
-   Pemanis : Syr. Simplex 5%
-   Pewangi : Ol.Citri Qs
-   Pewarna : Carmin Qs
-   Perasa

C.    PENGERJAAN UMUM
      1. Timbang semua bahan, kalibrasi botol.
      2. Larutkan zat-zat yang larut dalam air terlebih dahulu, sisihkan.
      3. Larutkan zat-zat yang larut dalam alkohol 90% terlebih dahulu, sisihkan.
      4. Kemudian masukkan zat-zat yang larut dalam air  alkohol 90%, gerus  Syr.Simplex, gerus  Carmin Qs  Sisa Aq.dest, gerus ad homogen.
     5. Keluarkan dari lumpang masukkan ke dalam botol, lalu beri Ol.Citri, tutup botol lalu kocok.
    6. Beri etiket putih, tandai “Tiga kali sehari satu sendok makan” dan label NI (Jika diperlukan).
   7. Obat siap diserahkan.


D.    EVALUASI SEDIAAN ELIXIR
     1. Organoleptis
                 Diamati dengan cara pancar indera, apakah sediaan elixir tersebut sudah sesuai   dengan ketentuan sediaan elixir yang benar, yaitu bau dan rasa yang sedap, tidak ada   pertikel yang tidak larut.
    2. Uji Kejernihan
                Dengan cara melihat langsung sediaan tersebut, apakah masih ada / tidak  partikel yang tertinggal / tidak larut.
    3. Uji Densitas ( Bobot jenis)
                Dengan menggunakan piknometer :
a.    Timbang pikno bersih.
b.    Letakkan kaca arloji dan isi dengan elixir yang akan diuji.
c.    Masukkan pikno yang berisi sampel kedalam beaker glass dengan 200 ml air es -> 20˚C.
d.   Segera ambil teteskan cairan yang berada diluar kapiler dengan kertas saring menyedot sisi ujunga kapiler terus tutp kapiler dengan tudung cepat-cepat.
e.    Biarkan pada suhu ruangan, baru bagian luar pikno dilab.
f.     Timbang pikno dengan isinya.
g.    Bobot jenis dihitung dengan rumus           b – a
c – a
Keterangan : a = Berat pikno kosong
b = Berat sampel sebelum diuji
c = Berat sampel sesudah diuji
             4. Viskositas
a.       Viskometer kapiler / ostwold
Dengan cara waktu air dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat dua tanda tersebut (moectar 1990)
Jika h1 dan h2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar , r1 dan r2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik.
Rumusnya adalah:
1h = ρ1 . t1
2h ρ2 . t2
η1 = ρ1 . t1 . h2
ρ2 . t2

b.      Viskometer hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. (Moechtar,1990)

c.       Viskometer cup dan pob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat. (Moechtar,1990)

d.      Viskometer cone dan plate
Dengan cara sampel ditempatkan ditengah-tengah, kemudian dinaikan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser pada ruangan yang sangat sempit antara papan yang didalam kemudian kerucut yang berputar (moehtar 1990).

5.      pH
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu disesuaikan dengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus sama dengan pH usus.




DAFTAR PUSTAKA
Moh. Anief, Drs. Apoteker, 1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
H. A. Syamsuni, Drs. Apoteker, 2006. Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Dekuhiegadis.blogspot/com/2012/10/eliksir.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar